3 Permasalahan yang sering muncul dalam pembuatan furniture
Beberapa hal memang memang selalu membuat pusing para pembuat furniture wooden , atau furniture dari bahan kayu. Mungkin semua yang saya tukis dalam artikel kali ini adalah hanya berdasarkan pengalaman atau apa yang saya temuin langsung dilampangan. Bukan berdasarkan risert atau apalah saya gak ngerti itu
1. MATA KAYU
Permasalahan yang sering dihadapin adalah ketika banyak mata pada material kayu yang digunakan , karema kayu kan memamg buatan Sang pencipta kita tidak boleh menolaknya. Namun walau bagaimanapun mata kayu sangat dibencu oleh buyer. Sehingga paea perajin pusing mendapatkan kayu yang tidak ada matanya. Jalan terbaiknya adalah membuang memotong mara kayu akan tetapi itu akan sangat banyak membuang
kayu dan kayu mibazir tidak terpakai
2. Kekeringam Kayu
Beberapa buyer meminta kekeringam kayu dibawah 8% akan tetapi cuaca yang ada di Indonesia sering kali merubah kekeringan kayu ketika di cek MC nya. Sepengetauan saya auhu yang tropis dan lembab sangat berpengaruh sehingga kita membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan kekerimgan yang diinhinkan. Selaim itu kekeringan kayu akam berdampak pada kualitas furniture yang dibuat. Misalnya jika keringan masih diatas 12 % potensi untuk kayu crack atau pecah samhat besar
3.Getah kayu
Getah kayu sering kalo juga menyadi kendala pada saat finishing sehingga berdampak pada finishing tidak mendapatkan hasil seperti yang diinginkan. Namun saat ini sudah banyak sekali produk finiahing furniture yang fingsinya adalah menutup pori- pori kayu agar getah tertahan tidak keluar sehingga merisak warna finishing
Dan catatan lainya adalah kontruksi desain yang kadang menyulikan peranjin dalan preoses pembuatanya
1. MATA KAYU
Permasalahan yang sering dihadapin adalah ketika banyak mata pada material kayu yang digunakan , karema kayu kan memamg buatan Sang pencipta kita tidak boleh menolaknya. Namun walau bagaimanapun mata kayu sangat dibencu oleh buyer. Sehingga paea perajin pusing mendapatkan kayu yang tidak ada matanya. Jalan terbaiknya adalah membuang memotong mara kayu akan tetapi itu akan sangat banyak membuang
kayu dan kayu mibazir tidak terpakai
2. Kekeringam Kayu
Beberapa buyer meminta kekeringam kayu dibawah 8% akan tetapi cuaca yang ada di Indonesia sering kali merubah kekeringan kayu ketika di cek MC nya. Sepengetauan saya auhu yang tropis dan lembab sangat berpengaruh sehingga kita membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan kekerimgan yang diinhinkan. Selaim itu kekeringan kayu akam berdampak pada kualitas furniture yang dibuat. Misalnya jika keringan masih diatas 12 % potensi untuk kayu crack atau pecah samhat besar
3.Getah kayu
Getah kayu sering kalo juga menyadi kendala pada saat finishing sehingga berdampak pada finishing tidak mendapatkan hasil seperti yang diinginkan. Namun saat ini sudah banyak sekali produk finiahing furniture yang fingsinya adalah menutup pori- pori kayu agar getah tertahan tidak keluar sehingga merisak warna finishing
Dan catatan lainya adalah kontruksi desain yang kadang menyulikan peranjin dalan preoses pembuatanya
Posting Komentar untuk "3 Permasalahan yang sering muncul dalam pembuatan furniture"